Rabu, 18 Januari 2012

Sepucuk Surat (bukan) dariku


“Apa ini?” Tanya Caroline yang bingung karna tiba-tiba saja di notebooknya terselip sebuah amplop bermotif. Hatinya makin bertanya-tanya ketika melihat sebuah surat di dalamnya. Ia mulai membaca dengan seksama isi surat tersebut dan tiba-tiba saja ia mencengkram kuat kertas yang dipegangnya. Octavian. Nama itu yang ia temukan di akhir suratnya.
“Pagi, Caroline!” Sapa Octavian yang baru saja datang dengan membawa sebuah kotak makan. “Kamu udah makan, belum? Aku bawain kamu sarapan. Aku buat sendiri, lho.” Katanya dengan bangga menunjukkan hasil masakkannya. Octavian terdiam ketika melihat tatapan sinis dari Caroline. “Ada apa? Kamu tidak suka dengan masakanku? “ Tebaknya. “Memang terlihat aneh, tapi ini tidak akan membuatmu sakit. Percayalah.” Katanya lagi meyakinkan Caroline.
“Ck, hentikan semua ini! Kamu sudah keterlaluan!” Maki Caroline dan melemparkan kertas yang telah ia baca tadi di hadapan Octavian dan berlalu pergi.
id-blogku.blogspot.com
“Caroline!” Panggil Octavian yang bingung dengan sikap perempuan yang dicintainya. Ia mengambil kertas yang Caroline lemparkan padanya.
Hai, Caroline.. Selamat pagi, malaikatku. Bagaimana mimpimu semalam? Ku harap mimpimu indah. Aku tau kau sedang bingung saat-saat ini. Bingung karna kau tau sahabatmu juga menyukaiku. Tak usah kamu pedulikan Citra, jika memang dia benar sahabatmu, dia pasti akan senang jika kamu bersamaku. Jika dia memaksamu untuk menjauhiku, lebih baik kamu tinggalkan dia. Dia bukan sahabat yang baik untukmu. Percayalah. Ku bawakan juga setangkai mawar putih untuk menemanimu di pagi hari ini.
love
Octavian
Octavian menatap surat ditangannya dengan penuh tanda tanya di kepalanya. Siapa yang menulis surat ini? Dan kenapa ada nama gue di sini?Batinnya. Ia berusaha mengejar Caroline, ia tau sekarang mengapa Caroline begitu marah padanya. Ia pasti mengira aku lah yang menulis surat ini. Sepucuk surat (bukan) dariku.Pikirnya.
“Hai, Vian! Mau kemana?” Tanya Citra yang tiba-tiba berdiri di hadapannya.
Octavian menatap Citra lekat-lekat, “Pasti lu kan yang nulis surat ini?! Surat yang mengatasnamakan gue?!” Tembak Octavian yang langsung membuat wajah Citra pucat pasi.
Kenapa surat itu ditangan Octavian? Bukankah seharusnya Caroline yang membaca surat itu?Batinnya ketakutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for your comment