Kamis, 19 Januari 2012

Aku Benci Kamu Hari Ini


Citra panik dn merasa ketakutan saat tau surat yng ia buat untuk Caroline yang mengatasnamakan Octavian ketahuan oleh Octavian.
“Mau apa lagi kamu?” Tanya Caroline yang sedikit terkejut karna kedatangan Octavian dan Citra.
Octavian mendelik kesal ke arah Citra dan Citra pun hanya menunduk meyesal.
“Lin, aku minta maaf.” Ucap Citra perlahan. Tak ada tanggapan dari Caroline. Citra tau kalau sahabtnya itu menunggu penjelasan dari permintaan maafnya. “Sebenernya yang nulis surat itu bukan Octavian, tapi aku.” Katanya lagi dan masih tak ada tanggapan dari Caroline, air matanya mulai mengalir di pipinya.  “Aku minta maaf.” Katanya lagi.
Caroline menghela nafas dan pandangannya beralih pada Octavian. “Kamu yang memaksa dia untuk bicara seperti itu?”
“Apa?” Tanya Octavian yang bingung dengan tanggapan Caroline karna malah menyalahkan dirinya.
“Nggak, Lin. Octavian beneran nggak salah. Ini bener tulisan aku.”
“Kalau bener ini tulisan kamu, apa alasan kamu ngelakuin hal kayak gini?” Tanya Caroline masih dengan nada halus.
hanna-safira.blogspot.com
Citra terdiam dan mengelap air matanya dengan punggung tangannya. “Kamu terlalu naïf, Lin. Aku menyukai Octavian. Aku sangat menyukainya sampai-sampai aku berani melakukan hal ini. Aku mau kalian tetap menjauh dan semakin menjauh. Aku ingin kamu membenci Octavian dan pada akhirnya Octavian juga akan membenci kamu.” Air mata Citra kembali mengalir deras membasahi pipinya. “Kamu tak menjawab pertanyaanku. Aku tau kamu suka dengannya tapi kamu berpura-pura untuk membencinya. Kamu takut, tapi kamu membiarkan Octavian terus mengemis-ngemis cinta pada kamu. Sudah lama aku tidak menyukai sifatmu seperti ini dan saat ini, aku.. benci kamu hari ini sampai kamu mau merubah sifatmu!” Bentaknya dan kemudia berlari pergi meninggalkan Octavian dan Caroline yang masih berdiri bagaikan patung.
Ketika Citra tak lagi terlihat olehnya, Caroline menatap dalam-dalam mata Octavian. “Ada apa dengan hari ini?” Keluhnya dan memejamkan matanya sejenak.
“Aku tidak tau harus bagaimana, aku hanya mau kamu tau kalau aku tidak seburuk yang kamu pikirkan. Mungkin kamu ingin sendiri, aku akan tinggalkan kamu sendiri.” Ujar Octavian tulus.
“Vian.” Panggil Caroline.
“Ya?” Terbesit rasa senang di hatinya ketika nama kecilnya dipanggil oleh Caroline.
“Kamu mungkin sudah tau perasaanku, tapi aku tetap tidak bisa bersama denganmu. Aku tidak mungkin egois dengan melihat sahabatku sendiri merasakan kesedihan.”
Octavian menggeleng, “Mana bisa kamu..”
“Aku harap kamu bisa ngerti apa yang kumaksud.” Ucap Caroline tegas.
Octavian menatap Caroline cukup lama dan kemudian berbalik, berjalan pergi meninggalkan Caroline yang menitikkan air mata tanpa sepengetahuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for your comment