Kamis, 24 Mei 2012

EIRENE (I'm not hate you)

"Ya, sudah, tapi jangan pulang terlalu larut, ya? Nanti aku suruh Fajar menjemputmu." Ujar Lintang.
***
Senja membereskan buku-buku catatannya dan alat-alat tulis yang berserakan di atas meja. Sepulang sekolah tadi Senja bersama tiga orang temannya belajar bersama di rumah Nanda, sahabat Senja. Kegiatan mereka ini bukan dilakukan tanpa alasan, lusa nanti sekolah mereka akan menghadapi ujian akhir semester dan Senja adalah salah satu yag terpintar di kelas mereka dan tidak pelit ilmu.
"Senja, kamu tidak tunggu dijemput?" Tanya Nanda yang khawatir akan sahabatnya.
Senja tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. "Nggak, Nan. Ini sudah malam. Aku takut merepotkan."
"Senja, karna ini sudah malam makanya lebih baik kamu dijemput. Memangnya Kak Fajar tega membiarkan kamu pulang sendirian?"
Senja menggedikan bahunya. "Kamu tau gimana sikap Kak Fajar ke aku, kan, Nan?" Mata Senja terlihat sedih, tapi cepat-cepat ia mengukir senyumnya. "Lagipula Kak Fajar sepertinya sedang sibuk dengan ujiannya." Dalihnya.
"Ya, sudah. Kamu hati-hati, ya. Maaf aku tidak bisa mengantarmu. Ibuku belum pulang dan aku harus menjaga Sinta."
"Iya, nggak apa-apa, kok. Aku malah berterima kasih karna mau menyiapkan tempat unutuk belajar."
"Ah, kamu ini. Selalu merendah." Ujar Nanda yang diiringi tawa renyah mereka berdua.
Senja pun melangkah dalam gelap. Terbesit di hatinya rasa takut dan khawatir, tapi mulutnya tak berhenti berkomat-kamit, mengucapkan doa-doa agar Tuhan menjaganya. Sejujurnya dirinya bukan takut dengan hantu atau hal sejenisnya, tapi yang ia takutkan adalah para penyamun yang sedang mencari mangsa. Tentu saa ia tidak ingin menjadi korban mereka. Namun, keadaan berkata lain, tak jauh dari tempatnya dua orang pria dengan botol di tangannya berjalan terhuyung-huyung ke arah Senja.
Jantung Senja berdegub kencang, keringat dingin mengucur di dahinya. Cepat-cepat ia berbalik dan berniat untuk kembali ke rumah Nanda. mungkin akan lebih baik jika aku meminta Kak Fajar menjemputku.Batinnya.
"Hei cantik!" Terlambat. Seorang pria dengan bau alkohol yang keluar dari mulutnya sudah berhasil menyamai langkah Senja. Pria itu merapatkan tubuhnya di pundak Senja.
Senja berusah melepaskan diri dari dua pria yang menghalangi jalannya, tapi ia tau tidak ada yang bisa dilakukannya. Mungkin aku bisa melakukan ini, "TOLOOOOOONG!!! TOLOOOONG!!" Teriak Senja.
Buuuuuuk!!
Sebuah dentuman keras terdengar jelas di telinga Senja. Ia tak berani membuka matanya, bahkan hanya unutuk melihat apa yang terjadi.
Buuuuuuk!!! Sebuah dentuman kembali terdengar dan rasa penasaran membuat Senja membuka matanya. Matanya terbelalak melihat dua pria yang tadi berniat jahat padanya sudah jatuh tersungkur di aspal.
"Ayo, pulang!" Perintah seorang pria yang langsung menarik lengan Senja.
"Kak Fajar?!" Ujarnya terkejut. "Kakak kok bisa di sini?" Tanya Senja yang tidak habis pikir dengan keberadaan Kak Fajar yang datang tepat pada waktunya.
"Jangan menganggap dirimu wonder woman sehingga nekat pulang sendiri malam-malam begini!" Omel Fajar seraya memberikan helm pada Senja.
***
"Senja, kamu sudah tidur?" Panggil Kak Lintang yang mebuka pintu kamar Senja dengan amat pelan.
"Belum, Kak. Ada apa?"
Lintang melangkah masuk dan duduk di kursi belajar Senja. "Maaf, aku tadi tidak bisa menjemput kamu. Aku lebih memilih pergi dengan Dimas."
Litang memang begitu menyayangi Senja meskipun terkadang rasa sayangnya membuahkan sikap yang berlebihan.
"Tenang, Kak. Tadi Kak Fajar udah jemput aku. Makasih udah nyuuruh dia jemput aku. Kalau bukan karna Kak Lintang mana mau dia jemput Senja." Ujar Senja sambil terkekeh.
"Nggak Senja." Wajah Lintang berubah bingung, ia mengerutkan keningnya. "Aku tidak menyuruh dia menjemputmu. Maksudku, tadi memang aku berniat begitu, tapi maaf aku lupa meminta Fajar untuk menjemputmu."
Senja terdiam. Ia mencerna penjelasan dari Lintang dengan peristiwa beberapa jam lalu.
"tapi aku senang Fajar sudah berubah. Lebih baik kamu tidur, istirahatlah yang banyak." Pesan Lintang dan beranjak pergi meninggalkan kamar Senja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for your comment