Minggu, 07 Agustus 2011

Hadiah yang Membunuh

Jika ada seseorang yang membawa dua hadiah yang tebungkus dan kamu diminta memilih salah satunya, manakah yang kamu pilih? Hadiah yang pertama, hadiah yang berukuran besar, terbungkus dengan kertas kado yang indah dan dibungkus dengan rapih, disertai juga dengan sebuah pita yang mempercantik hadiah itu. Sedangkan hadiah yang satunya lagi, hadiah yang berukuran lebih kecil dari hadiah yang pertama, terbungkus dengan kertas coklat yang lusuh, rapih, tetapi tak ada pita yang menghiasi hadiah tersebut.
Mungkin, banyak dari kita akan lebih memilih hadiah yang pertama, yang indah dan bagus. Tapi tau kah kamu, apa isi di dalam hadiah tersebut? Apakah itu menguntungkan untuk kita atau malah merugikan kita?
Sama halnya dengan kehidupan kita, terkadang kita lebih memilih sesuatu yang nampak indah, nampak mahal, nampak mewah. Akan tetapi, kita tidak pernah berfikir apa yang akan kita dapatkan di kemudian hari. Jarang sekali kita memikirkan hasil dari pilihan kita sekarang.
Seperti Yudas yang menjual Kristus hanya untuk 30 keping uang perak. Tidak sebanding dengan keselamatan dan kasih yang Yesus berikan untuknya. Yudas Iskariot lebih memilih hadiah yang (menurutnya) indah dan mewah, dibanding tetap bersama dengan Yesus. Sama halnya dengan saat-saat ini. Banyak anak Tuhan rela meninggalkan Dia hanya untung '30 keping uang perak'  yang akan merka terima . Mereka lebih memilih jabatan yang akan diberikan pada mereka. Mereka lebih memilih orang-orang yang mereka cintai di dunia ini dan meninggalkan Kasih Kristus.
Tau kah kamu bagaimana kelanjutan hidup Yudas Iskariot setelah ia menerima hadiahnya? Ia bunuh diri dengan menggantung diri tanpa memakai uang yang ia terima sedikit pun. Yudas merasa bersalah karena menyerahkan nyawa tak bersalah untuk dihukum mati.
Jika saat ini kamu mulai menjauh dari-Nya, cobalah kamu berfikir, apakah kamu rela menyerahkan keselamatanmu hanya unutuk kesenangan yang sesaat? Dan apakah kamu rela melepaskan kasih-Nya yang selama ini kamu rasakan? Sudahkah kamu membalas kasihNya itu dan apakah kamu mampu membalas kasih-Nya?? Saya pikir tidak bahkan jika kita harus mati pun, kasih-nya tetap tak terbalaskan. Think about it. He alaways hear you. He always love you

Imanuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for your comment